Pages

Assalamu'alaiykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Datang Saudara Saudariku Seiman . . . . !!!!

Minggu, 10 Juli 2016

"Berbeda"

"Berbeda"
Ya,, sekarang kita berbeda
Berbeda jalan hidup
Berbeda pemahaman
Berbeda yang lain pula. . .
Perbedaan yang tidak bisa di satukan kecuali dengan tali Allah. . .
Sayang oh sayang, 
Padahal dulu kita sama. . .
Tapi sekarang berbeda, Allah yang membedakan.
Semoga dan semoga, kelak engkau akan mendapatkan petunjuk jalan seperti yang aku lalui saat ini. . .
Ingin rasanya kugapai dan ku genggam tanganmu wahai sobat, dan kubisikkan "Ini lho jalan yang benar!, mari kita lalui bersama!" 
Tapi sepertinya engkau sudah terlena dengan jalanmu yang sekarang. . .
Dan setiap aku mengingatkanmu, engkau selalu menjawab sedang mencari kebenaran. . .
Padahal kebenaran sudah di depan mata, sudah terdengar oleh telinga, tetapi engkau tetap pada pendirianmu, "sedang mencari" katanya. . . Allahul musta'an. Begitulah kuasa Allah, Dia memberi petunjuk bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyesatkan bagi siapa saja yang Dia kehendaki.
Mudah mudahan kita termasuk hamba yang selalu mendapatkan hidayah taufiq dari Allah. . . Aamiin. . .

~Ngawi, Malam 6 Ramadhan 1437 H~

Jumat, 01 Juli 2016

Sinopsis Majalah Asy-Syari'ah Edisi 113

 Awas Komunisme Bangkit

Indonesia Siaga Komunis
Komunisme belum mati. Ibarat ilalang, setiap kali dibabat, ia tetap saja tumbuh. Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai representasi komunisme di Indonesia, meski secara fisik sudah mati, tetapi tetap hidup sebagai ideologi.
Di masa lalu, PKI pernah menjadi partai besar, bahkan disebut-sebut yang terbesar di luar Uni Soviet dan China. Wajar jika sisa kekuatannya tidak bisa dipandang remeh. Anak biologis mereka yang dididik secara komunis atau kader-kader militannya, akan melanjutkan “estafet” ideologinya, berupaya mengembalikan kejayaan PKI.
Bermetamorfosa ke mana-mana, diiringi pemutarbalikan fakta sejarah, penyusupan/infiltrasi, agitasi dan propaganda, upaya untuk kembali menghidupkan paham komunisme tidak lagi hanya retorika.
Reformasi yang kebablasan memberi peluang munculnya multiideologi, termasuk komunis yang terus unjuk gigi. Maraknya simbol palu arit di berbagai tempat dan peristiwa, kelompok-kelompok diskusi yang membela “HAM” PKI, konsolidasi kader PKI melalui kongres, temu raya, dll, hingga munculnya buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI” menjadi bukti keberanian komunis untuk eksis.
Gagal masuk parlemen melalui PRD dan Papernas, mereka menyusup di partai-partai. Selama bisa mengantongi suara yang cukup, mudah saja kader komunis melenggang ke Senayan, Dengan bumbu fitnah dan pemutarbalikan fakta, Komunis Gaya Baru (KGB) juga melakukan propaganda melalui film-film “pelurusan sejarah” terkait peristiwa G30S PKI, versi komunis tentu saja. Masyarakat mau dininabobokkan bahwa isu PKI sudah tidak lagi relevan, paham komunis tidak lagi berbahaya, bahkan sudah tidak ada.
Dengan percaya diri, mereka menuntut lawan-lawannya dengan isu pelanggaran HAM berat, meminta digelar pengadilan HAM atas tragedi 1965, menuntut dicabutnya TAP MPRS No. XXV Tahun 1966 yang menetapkan PKI sebagai partai terlarang di Indonesia, meminta rekonsiliasi, rehabilitasi, dan kompensasi atas “korban-korban” dari PKI.
Hasilnya, kini kekejaman PKI tak lagi dibahas dalam buku-buku sejarah di sekolah, padahal sejarah kekejaman komunis harus diketahui dari generasi ke generasi. Sejarah dunia pun mencatat, komunisme internasional telah melancarkan kudeta di puluhan negara. Hasilnya, puluhan juta jiwa jadi “tumbal” nya. Rezim “4 besar komunis” (Lenin, Stalin, Mao Tse-Tung, dan Pol Pot) saja telah membantai rakyatnya lebih dari 100 juta jiwa. Haruskah kita lupakan begitu saja?
Modus perjuangan KGB di Indonesia tak jauh-jauh dari isu kemiskinan dan kebodohan, menghabisi korupsi, penegakan hukum, dan ketidakadilan di berbagai bidang. Seolah-olah mereka yang terdepan membela rakyat. Padahal saat berkuasa, siapa yang menggunakan cara kekerasan dan “menghalalkan segala cara”, terlihat jelas. Kekejian mereka terhadap pihak yang berseberangan secara politik, bukan rahasia lagi. Apalagi komunis punya wajah ganda: legal dan ilegal (gerakan bawah tanah), mirip akidah taqiyah ala Syiah.
Komunis yang peletak dasarnya adalah Karl Marx, seorang Yahudi berkebangsaan Jerman, memang menjadikan Islam sebagai musuh bebuyutan. Maka, jangan sampai kaum muslimin lemah. Lemahnya Islam akan menjadi lahan subur tumbuhnya beragam ideologi merusak. tak hanya komunis, tetapi juga Islam Liberal, Ahmadiyah, Syiah, dan sebgainya.
Maka dari itu, sejarah hitam komunis tidak bisa dilupakan begitu saja. Kekejaman komunis yang menyasar umat Islam perlu diantisipasi sejak dini. Pemerintah dan segenap komponen bangsa, TNI dan umat Islam, harus bersinergi menjadi benteng dari serangan kaum komunis. Tutup semua celah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi kemungkinan bangkitnya komunisme di Indonesia.
Ironi jika bahaya laten komunis ini masih daja ditanggapi dingin. Ancaman kebangkitan komunis ini bukan isapan jempol lagi. Mari kita hilangkan ilalang yang akan merusak negeri ini. Tak hanya dibabat, tetapi cabut hingga ke akar-akarnya.
Diantara isi dari Majalah Asy-Syariah Edisi 113 Vol.X 1437H-2016 Awas Komunisme Bangkit :
  • Manhaji-Bom Waktu Komunisme
  • Kajian Utama- Komunis, Kaum Pemberontak
  • Tafsir-Apakah Pencipta ltu Ada?
  • Problema Anda- Najiskah Tubuh Orang Kafir?
  • Permata salaf – Menyikapi Celaan & Pujian
  • Kajian Utama-Geliat Kemunisme di Tanah Air
  • Komunisme, ldeologi Anti agama
  • Proxy War,
  • Kuasai Negara Tanpa Kirim Bala Tentara
  • Dari Seorang Marxis, Lahirlah PKI
  • Dusta, Komunis Membela Kaum Tertindas
  • Tanya Jawab Ringkas – Mewaspadai Komunisme & Bisikan Kaum Komunis
  • Hanya Islam Agama yang Benar
  • Bantuan Allah Sesuai Modal yang Diberikan
  • AL- Al-Amtsaal (Perumpamaan-Perumpamaan)
  • Khazanah- al-Muqit
  • Oase- Agar Sabar Menghadapi Gangguan (Bagian ke-2)
  • Problema Anda- Syarat-syarat Tobat
  • Apakah Shalat Merupakan Syarat Taubat?
  • Taubat, Tetapi Berbuat Dosa
  • Khutbah Jumat- Mewaspadai Kebangkitan Komunisme
  • Mengayuh Biduk – wanita Dalam Istananya
  • Permata Hati – Hijab & Anak-anak
  • Niswah – Tak Ingin Menjadi Yang Mayoritas
  • Fafawa Al-Mar’ah Al-Muslimah- Menikah Adalah Setengah Agama
  • Yang Menjauhkan dari Syahwat
  • Saudaara Lalaki Jadi wali, Ayah Masih Ada
  • Berjabat Tangan dengan Mantan Istri Ayah
  • Menikahi Mantan lstri Ayah dan Mantan Istri Anak
  • Mutiara Kata – Sudahkah Engkau Memiliki Muraqabah?


Pemesanan : 082327412095